Bangun Sistem Pangan yang Tangguh dan Berkelanjutan di Jatim
SURABAYA, 17 OKTOBER 2024 - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengajak seluruh pihak untuk menjaga Jawa Timur tetap menjadi lumbung pangan nasional. Hal tersebut didukung dari ketersediaan pangan Jatim yang surplus. Hingga saat ini produksi padi, jagung, daging sapi, telur dan susu di Jatim selama 2020-2023 masih menjadi yang tertinggi di Indonesia.
"Kita sudah melakukan segalanya semua barang-barang yang sifatnya dari pertanian perkebunan dan juga hewani surplus bisa menopang provinsi lain di nasional sehingga sampai saat ini kukuh sebagai lumbung pangan nasional itu yang harus dijaga," kata Adhy Karyono saat menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-44 Provinsi Jawa Timur tahun 2024 di Surabaya, Rabu (16/10/2024).
Tak hanya itu, Pj Gubernur Adhy ini juga menyerukan agar semua pihak memanfaatkan momentum ini untuk bersama-sama membangun sistem pangan berkeadilan, tangguh dan berkelanjutan. Hal ini bagian dari upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan yang mengancam dunia.
Oleh sebab itu semua pihak harus aware dengan masalah pangan. "Mari kita jadikan hari pangan sedunia ini sebagai momentum untuk terus bergerak maju, membangun sistem pangan yang berkeadilan, tangguh, dan berkelanjutan," ajaknya.
Adhy juga menyerukan hak atas pola makan yang beragam dan kaya nutrisi yang terjangkau, mudah diakses, dan aman untuk semua orang. Hal ini sejalan dengan misi Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) untuk mengakhiri kelaparan dunia dan meningkatkan standar hidup masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.
Adhy mengungkapkan Jawa Timur juga menjadi eksportir tertinggi nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang. Di sektor pertanian, Jatim juga mampu mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di indonesia selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2020 2023.
Adhy menuturkan capaian produksi padi di tahun 2023 sebesar 9,71 juta ton GKG (Gabah Kering Giving) atau setara dengan beras sebesar 5,6 juta ton. Tahun 2023 beras Jatim juga surplus sebesar 2,5 juta ton. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia.
"Ini berkat kerja keras dan inovasi para petani, sehingga kita dapat menjaga pasokan pangan tetap stabil," imbuhnya.
Di sisi lain, Adhy menegaskan bahwa meskipun Jatim memiliki produksi pangan yang surplus semua pihak diharapkan tetap bijak dalam memanfaatkan pangan karena masih ada masyarakat yang kekurangan pangan dan gizi.
Menurutnya ke depan banyak sekali tantangan yang akan dihadapi. Mulai persoalan terkait lahan, sumber daya alam maupun manusia, perubahan cuaca ekstrem sampai dengan ancaman krisis pangan global.
Ia juga menuturkan, untuk menghadapi ancaman krisis pangan global perlu dilakukan beberapa langkah. Di antaranya meningkatkan diversifikasi pangan, melestarikan alam sebagai land of harmony, sistem pertanian berkelanjutan yang inovatif dan kreatif, pengembangan pertanian berbasis keluarga berkelanjutan.
"Kita juga harus memasifkan gerakan panganku B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman), serta menggiatkan gerakan zero waste dan meminimalkan losses serta food waste, tuturnya.
Kepada para PJ dan PJs Bupati Walikota se-Jatim, Adhy berpesan agar menangani masalah pangan secara terpadu. Sedangkan untuk akademisi dan ahli dari berbagai perguruan tinggi ia berpesan agar aktif melakukan riset dan pengembangan tentang peningkatan produksi dan produktifitas, seperti penemuan bibit unggul.
"Bersama-sama mari kita upayakan yang terbaik, kita bangun sinergi dan kolaborasi untuk mengatasi dan mengantisipasi permasalahan pangan," pesannya.
Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para petani, peternak, nelayan, serta seluruh pejuang pangan yang telah bekerja keras tanpa kenal lelah. Kontribusi dan dedikasi yang luar biasa mampu memastikan bahwa setiap warga negara bisa mendapatkan akses pada pangan yang cukup, aman, dan bergizi.
"Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada petani, peternak, nelayan, serta seluruh pejuang pangan kita yang tak kenal lelah bekerja sehingga hasil pertanian, perikanan, peternakan kita bisa melimpah dan surplus," katanya.
Sementara itu Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy menyampaikan Jawa Timur sebagai sentra pangan nasional diharapkan mampu melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan upaya ketahanan pangan. Di antaranya penguatan terhadap ketersediaan pangan, dapat memastikan adanya pasokan dan stabilisasi harga. Kemudian telah melakukan industri pangan yang bersumber dari karbohidrat.
Selain itu juga memastikan seluruh pangan yang beredar dijamin keamanannya, layak untuk dikonsumsi. Serta melakukan langkah-langkah konstruktif untuk menyelesaikan stunting dan daerah-daerah rawan pangan.
"Kita tahu Indonesia itu memiliki lebih kurang 73 komoditas yang bersumber dari karbohidrat yang memang harus kita olah sebagai pangan alternatif pengganti beras. Jadi ini sangat baik sekali," imbuhnya.