Jelang Nataru, Harga Cabai Rawit Naik Akibat Cuaca Ekstrem
SURABAYA, 14 DESEMBER 2025 — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok dalam kondisi aman menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Kepastian itu disampaikan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya setelah memantau perkembangan harga pangan di sejumlah pasar.
Kepala DKPP Surabaya, Antiek Sugiharti, menyatakan stok bahan pokok di Kota Pahlawan masih melimpah dan sebagian besar harga relatif stabil. Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, terutama cabai rawit.
“Tidak ada kenaikan yang signifikan. Namun memang ada beberapa komoditas yang naik, dan yang paling terasa adalah cabai rawit. Kondisi ini juga terjadi hampir di seluruh Jawa Timur bahkan Indonesia,” ujar Antiek, Jumat (12/12/2025).
Berdasarkan data DKPP Surabaya per 10 Desember 2025, harga cabai rawit tercatat mencapai Rp70.000 per kilogram. Angka tersebut meningkat dibandingkan akhir November 2025 yang masih berada di kisaran Rp42.000–Rp46.000 per kilogram.
Antiek menjelaskan, lonjakan harga cabai rawit dipicu oleh cuaca ekstrem yang berdampak pada gagal panen di sejumlah daerah sentra produksi.
“Di beberapa wilayah bahkan ada yang mencapai Rp100.000 per kilogram. Faktor cuaca menyebabkan kerusakan tanaman dan gagal panen,” jelasnya.
Sementara itu, harga cabai merah besar relatif stabil meski sempat berfluktuasi. Kenaikan harga hanya berkisar Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp44.000–Rp46.000 menjadi sekitar Rp47.000–Rp48.000 per kilogram.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga cabai rawit, DKPP Surabaya telah melakukan berbagai langkah, salah satunya dengan membagikan bibit cabai rawit kepada kelompok tani, komunitas, dan warga.
Total sebanyak 25.000 bibit telah disalurkan sejak Agustus hingga awal September 2025 melalui kelurahan dan kecamatan.
“Kami sudah menghitung waktu tanam bersama kelompok tani pada Agustus. Sekarang, di Desember ini, sebagian besar sudah memasuki masa panen,” kata Antiek.
Program pembibitan tersebut dinilai efektif membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Antiek menyebut, dua pohon cabai rawit yang ditanam di polybag bahkan bisa menghasilkan lebih dari satu kilogram cabai, sehingga mengurangi ketergantungan masyarakat pada pasar.
Selain cabai, harga daging ayam ras juga terpantau stabil. Pada November 2025, harga daging ayam ras berada di kisaran Rp36.000–Rp36.200 per kilogram, dan naik tipis menjadi sekitar Rp37.000 per kilogram pada Desember. Harga telur ayam ras pun relatif stabil di angka Rp28.000 per kilogram.
“Secara prinsip, kenaikan yang cukup terasa hanya pada cabai rawit. Komoditas lain stabil dan ketersediaan sangat aman untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru,” tegas Antiek.
Dalam waktu dekat, Pemkot Surabaya bersama jajaran terkait akan melakukan pemantauan intensif harga dan ketersediaan pangan, termasuk pengawasan produk makanan dan minuman agar tidak ada yang kedaluwarsa beredar di pasaran.
Sebanyak 12 komoditas penting akan menjadi fokus pengawasan, di antaranya daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah besar, bawang merah, bawang putih, kedelai, gula, dan minyak goreng.
Antiek pun mengimbau masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan tidak melakukan pembelian berlebihan. “Belanja secukupnya saja. Ketersediaan aman. Jika berlebihan justru berpotensi menimbulkan food loss atau pemborosan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh orang lain,” pungkasnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News