Pemerintah Perkuat Serapan Bulog dan Pemberdayaan Gapoktan Jelang Panen Raya

photo

JAKARTA, 31 JANUARI 2025 - Pemerintah terus mengupayakan stabilitas harga gabah dan kesejahteraan petani menjelang panen raya padi tahun ini. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap hingga 3 juta ton setara beras, lebih tinggi dari target sebelumnya sebesar 2,5 juta ton.

Selain itu, pemerintah juga berfokus pada penguatan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) guna meningkatkan kesejahteraan petani.

“Bulog diminta untuk lebih banyak menyerap hasil panen karena produksi meningkat. Panen terbesar terjadi pada semester pertama, sehingga Bulog harus memanfaatkan momentum ini agar harga di tingkat petani tetap stabil dan Nilai Tukar Petani (NTP) terjaga dengan baik,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).

Berdasarkan data tahun 2024, dari total 1,266 juta ton beras yang diserap Bulog, sekitar 57,4 persen atau 727 ribu ton berasal dari semester pertama, dengan puncak serapan terjadi pada bulan Mei (393 ribu ton) dan April (224 ribu ton).

Sementara itu, pada tahun 2025, puncak produksi beras diperkirakan terjadi pada bulan Maret. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), potensinya mencapai 5,20 juta ton. Oleh karena itu, Bulog didorong untuk meningkatkan serapan guna menyesuaikan dengan lonjakan produksi.

Selain serapan Bulog, pemerintah juga tengah mengembangkan program peningkatan kapasitas Gapoktan agar tidak hanya bergantung pada Gabah Kering Panen (GKP), tetapi juga dapat menghasilkan produk dengan nilai tambah lebih tinggi.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjaga harga GKP di tingkat petani tetap stabil di Rp 6.500 per kilogram. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah sedang menyiapkan pengering padi bekerja sama dengan para penggiling padi, guna memastikan kualitas gabah yang baik sebelum masuk ke tahap pengolahan lebih lanjut.

Menurut data publikasi "Potensi Pertanian Indonesia" yang dirilis BPS pada September 2024, pemerintah sebelumnya telah menyalurkan 165 unit pengering vertikal padi pada periode 2015–2018. Optimalisasi kembali bantuan alat dan mesin pertanian ini diyakini dapat semakin memperkuat posisi Gapoktan dalam rantai pasok pangan.

Lebih lanjut, Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia) tengah menyiapkan daftar penggilingan kecil yang akan mendapatkan bantuan kredit berbunga ringan. Tujuannya adalah agar penggilingan kecil dapat naik kelas, sehingga gabah yang semula dihargai Rp 6.500 per kg dapat dikeringkan menjadi Gabah Kering Giling (GKG) dengan harga Rp 8.200 per kg. Jika diolah lebih lanjut menjadi beras, nilainya bisa mencapai Rp 12.000 per kg.

“Kalau ini berjalan baik, maka petani kita bisa naik kelas, nilai tukar petani akan lebih baik, dan Gapoktan bisa semakin berkembang,” pungkas Arief.

Foto : Ist