Peneliti China Manfaatkan Llama Meta untuk Kembangkan AI Militer
Beijing, 03 November 2024 - Kemunculan teknologi AI semakin memperumit lanskap geopolitik. Baru-baru ini, terungkap bahwa peneliti di China yang terkait dengan PLA telah memanfaatkan model bahasa besar Llama milik Meta untuk mengembangkan alat AI dengan tujuan militer
Melansir VOA Indonesia, menurut sebuah makalah, enam peneliti China dari tiga lembaga termasuk Badan Peneliti Utama di bawah PLA -Angkatan Bersenjata China- dan Akademi Ilmu Militer (AMS), telah mengungkapkan penggunaan versi awal Llama Meta untuk mengembangkan 'ChatBIT'
'ChatBIT' yang dimanfaatkan sebagai aplikasi militer ini, bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data inteljen dan menyediakan informasi akurat untuk mendukung pengambilan keputusan
Selain itu, aplikasi ini dioptimalkan agar dapat berdialog dan melakukan tanya jawab di bidang militer dan diklaim memiliki kemampuan 90 persen lebih baik dari ChatGPT milik OpenAI
Penemuan ini memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi persaingan teknologi antara negara-negara besar. Penggunaan teknologi AI open-source untuk tujuan militer juga menimbulkan pertanyaan mengenai etika pengembangan dan pemanfaatan AI
Meta sendiri sebagai developer banyak model AI, termasuk Llama, telah membatasi penggunaan model AI yang dihasilkannya. Salah satunya adalah jika model AI miliknya memiliki lebih dari 700 juta pengguna, maka pengguna harus memperoleh ijin dari perusahaan tersebut
Perusahaan teknologi raksasa milik Mark Zuckerberg juga melarang penggunaan AI nya untuk tujuan militer, perang, industri, aplikasi nuklir dan spionase. Tetapi karena bersifat umum dan terbuka, Meta terbatas dalam mengawasi dan memastikan AI milikny digunakan sesuai aturan
Terkait hal tersebut, direktur kebijakan publik Meta, Molly Montgomery menegaskan bahwa penggunaan AI milik Meta oleh PLA adalah tidak sah dan bertentangan dengan kebijakan penggunaan yang berlaku
Diketahui pada Oktober tahun lalu, aturan pengelolaan pengembangan AI atau kecerdasan buatan telah ditandatangani pesiden Joe Biden dengan mengatakan bahwa meskipun inovasi AI memberikan manfaat besar namun ada resiko keamanan yang menghantui
Minggu lalu, Washington mengumumkan bahwa pemerintah dalam proses merampungkan aturan untuk membatasi investasi AS dalam sektor teknologi dan AI di China karena dianggap berpotensi mengancam keamanan nasional