Uang Beredar September 2024 Tumbuh Positif, Likuiditas Perekonomian Terjaga Stabil

photo

Seorang teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 di Plasa Mandiri, Jakarta, Senin (8/7/2019). Rupiah pada Senin (8/7/2019) pagi bergerak melemah 66 poin atau 0,47 persen menjadi Rp14.149 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.083 per dolar AS, seiring kemungkinan tidak diturunkannya suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Jakarta, 23 Oktober 2024 – Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada bulan September 2024 mencatatkan pertumbuhan stabil. Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia, posisi M2 pada September 2024 tercatat sebesar Rp9.044,9 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 7,2% secara tahunan (year on year/yoy).

Direktur Eksekutif, Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, Rabu (23/10/2024) mengatakan, angka ini relatif konsisten dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, menunjukkan stabilitas likuiditas perekonomian Indonesia.

Dikatakannya, pertumbuhan M2 yang positif didorong oleh kenaikan uang beredar sempit (M1), yang tercatat tumbuh 6,9% (yoy), serta peningkatan uang kuasi sebesar 5,3% (yoy). Komponen M1 mencakup uang kartal dan simpanan giro, sementara uang kuasi meliputi simpanan berjangka, tabungan, dan simpanan valuta asing yang lebih lambat cair.

Perkembangan positif M2 pada bulan September dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni pertumbuhan penyaluran kredit dan peningkatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus). Penyaluran kredit kepada sektor ekonomi tetap kuat, tumbuh sebesar 10,4% (yoy), meski sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Agustus yang mencapai 10,9% (yoy).

Selain itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat juga tumbuh stabil sebesar 12,3% (yoy), menunjukkan dukungan kuat dari kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas perekonomian. Hal ini berkontribusi pada peningkatan likuiditas di sektor keuangan domestik, meskipun ada tekanan dari eksternal.

Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih mencatatkan kontraksi sebesar 0,3% (yoy) pada September 2024. Meskipun demikian, angka ini menunjukkan perbaikan dari bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi lebih dalam sebesar 1,1% (yoy). Kontraksi aktiva luar negeri bersih ini dipengaruhi oleh kondisi global yang masih penuh tantangan, seperti volatilitas di pasar keuangan internasional dan ketidakpastian ekonomi dunia.

Stabilitas uang beredar di Indonesia selama bulan September 2024 ini menandakan bahwa sistem keuangan tetap terjaga dengan baik, di tengah dinamika global yang tidak menentu. Bank Indonesia akan terus memantau kondisi likuiditas dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan uang beredar, guna memastikan stabilitas moneter dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.