Yankes Bergerak Jangkau Kangean, 62 Tenaga Medis Layani Ribuan Warga Pulau

photo

SUMENEP, 21 OKTOBER 2025 – Layanan kesehatan kini semakin mudah dijangkau warga di wilayah kepulauan. Sebanyak 62 tenaga medis dari berbagai rumah sakit di Jawa Timur berangkat menuju Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, dalam program Pelayanan Kesehatan (Yankes) Bergerak Tahap III Tahun 2025.

Keberangkatan tim dilakukan dari Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (17/10/2925) dini hari, dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Program ini akan berlangsung selama lima hari, 17–21 Oktober 2025, dan menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-80 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Tujuan utama program ini adalah memberikan akses layanan kesehatan yang lebih merata dan cepat bagi warga kepulauan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Erwin Astha Triyono.

Tim Yankes Bergerak kali ini terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, apoteker, serta tenaga pendukung dari RSUD Dr. Soetomo, RS Mata Masyarakat, RSUD Mohammad Noer Pamekasan, RSUD Moh. Anwar Sumenep, dan sejumlah lembaga kesehatan lainnya.

Menurut hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, sebanyak 860 kasus akan ditangani di lapangan. Kasus tersebut meliputi 238 gangguan mata, 28 THT, 2 tindakan bedah, 107 kasus TBC, 22 kusta, 86 kesehatan jiwa, serta skrining pendengaran bagi 200 bayi.

Gubernur Khofifah mengapresiasi semangat para tenaga medis yang rela menempuh perjalanan jauh demi memberikan pelayanan terbaik.
“Panjenengan semua adalah pahlawan kemanusiaan. Ini bukan sekadar tugas, tapi panggilan hati untuk melayani,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya skrining penglihatan dan pendengaran anak, terutama di daerah dengan keterbatasan akses alat bantu seperti kacamata.

“Kalau ditemukan anak-anak yang butuh kacamata, saya minta langsung disiapkan. Jangan hanya pemeriksaan, tapi sampai mereka benar-benar terbantu,” ujarnya.

Selain melayani masyarakat, program ini juga membantu identifikasi dini penyakit menular, termasuk kusta dan HIV. Khofifah berharap program tersebut dapat menjadi model bagi provinsi lain dalam menekan kesenjangan layanan kesehatan di kepulauan.

“Sejak diluncurkan 2019, program ini sudah menjangkau lebih dari 13.816 warga di delapan pulau berbeda. Ini bukan sekadar misi kesehatan, tapi wujud nyata kehadiran negara di wilayah terpencil,” tutup Erwin.